Minggu, 28 November 2010

Kebudayaan Jawa

Kebudayaan Jawa merupakan salah satu sosok kebudayaan yang tua. Kebudayaan Jawa mengakar di Jawa Tengah bermula dari kebudayaan nenek moyang yang bermukim di tepian Sungai Bengawan Solo pada ribuan tahun sebelum Masehi. Fosil manusia Jawa purba yang kini menghuni Museum Sangiran di Kabupaten Sragen, merupakan saksi sejarah, betapa tuanya bumi Jawa Tengah sebagai kawasan pemukiman yang dengan sendirinya merupakan suatu kawasan budaya. Dari kebudayaan purba itulah kemudian tumbuh dan berkembang sosok kebudayaan Jawa klasik yang hingga kini terus bergerak menuju kebudayaan Indonesia.
Kata klasik ini berasal dari kata Clacius, yaitu nama orang yang telah berhasil menciptakan karya sastra yang mempunyai “nilai tinggi”. Maka karya sastra yang tinggi nilainya hasil karya Clacius itu dinamakan “Clacici”. Padahal Clacici adalah golongan ningrat/bangsawan, sedangkan Clacius termasuk golongan ningrat, oleh karena itu hasil karya seni yang mempunyai nilai tinggi disebut “seni klasik”.
Bengawan Solo bukan hanya terkenal dengan lagu ciptaan Gesang akan tetapi lebih daripada itu lembahnya terkenal sebagai tempat dimana banyak sekali diketemukan fosil dan peninggalan awal sejarah kehidupan di atas bumi ini.
Pada tahun 1891 Eugene Dubois menemukan sisa-sisa manusia purba yang diberi nama “Phitecanthropus Erectus” di daerah Trinil, Ngawi Karesidenan Madiun. Ternyata fosil-fosil itu lebih purba (tua) dan lebih primitif daripada fosil-fosil Neanderthal yang ditemukan di Eropa sebelumnya. Penggalian-penggalian diteruskan hingga pada sekitar tahun 1930-1931 ditemukan lagi fosil manusia di Ngandong dan di Kedungbrubus daerah Sangiran. Fosil ini lebih tua dari yang ditemukan di Jerman maupun di Peking. Berbeda dengan penemuan di bagian dunia lain, penemuan fosil-fosil pulau Jawa didapat pada semua lapisan Pleistoceen dan tidak hanya pada satu lapisan saja. Hingga nampak jelas perkembangan manusia sejak dari bentuk ‘keorangan’nya yang mula-mula (homonide), sedang dari bagian lain di dunia penemuan-penemuan itu tidak memberi gambaran yang sedemikian lengkap. Manusia purba itu diperkirakan hidup dalam kelompok-kelompok kecil bahkan mungkin dalam keluarga-keluarga yang terdiri dari enam shingga duabelas individu. Mereka hidup berburu binatang di sepanjang lembah-lembah sungai. Cara hidup seperti ini agaknya tetap berlangsung selama satu juta tahun. Kemudian diketemukan sisa-sisa artefak yang terdiri dari alat-alat kapak batu di sebuah situs di dekat desa Pacitan, dalam lapisan bumi yang berdasarkan data geologi diperkirakan berumur 800.00 tahun dan diasosiasikan dengan fosil Pithecanthropus yang telah berevolusi lebih jauh. Dengan demikian diperkirakan bahwa sejak paling sedikit 800.000 tahun yang lalu para pemburu di pulau Jawa sudah memiliki suatu kebudayaan.
Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat sekali. Kedua-duanya tidak mungkin dipisahkan. Ada manusia ada kebudayaan, tidak akan ada kebudayaan jika tidak ada pendukungnya, yaitu manusia. Akan tetapi manusia itu hidupnya tidak berapa lama, ia lalu mati. Maka untuk melangsungkan kebudayaan, pendukungnya harus lebih dari satu orang, bahkan harus lebih dari satu turunan. Jadi harus diteruskan kepada anak cucu keturunan selanjutnya.
Kebudayaan Jawa klasik yang keagungannya diakui oleh dunia internasional dapat dilihat pada sejumlah warisan sejarah yang berupa candi, stupa, bahasa, sastra, kesenian dan adat istiadat. Candi Borobudur di dekat Magelang, candi Mendut, candi Pawon, Candi Prambanan di dekat Klaten, candi Dieng, candi Gedongsongo dan candi Sukuh merupakan warisan kebudayaan masa silam yang tak ternilai harganya. Teks-teks sastra yang terpahat di batu-batu prasasti, tergores di daun lontar dan tertulis di kitab-kitab merupakan khasanah sastra Jawa klasik yang hingga kini tidak habis-habisnya dikaji para ilmuwan. Ada pula warisan kebudayaan yang bermutu tinggi dalam wujud seni tari, seni musik, seni rupa, seni pedalangan,seni bangunan (arsitektur), seni busana, adat istiadat, dsbnya.
Masyarakat Jawa Tengah sebagai ahli waris kebudayaan Jawa klasik bukanlah masyarakat yang homogen atau sewarna, melainkan sebuah masyarakat besar yang mekar dalam keanekaragaman budaya. Hal itu tercermin pada tumbuhnya wilayah-wilayah budaya yang pada pokoknya terdiri atas wilayah budaya Negarigung, wilayah budaya Banyumasan dan wilayah budaya Pesisiran.
Wilayah budaya Negarigung yang mencakup daerah Surakarta – Yogyakarta dan sekitarnya merupakan wilayah budaya yang bergayutan dengan tradisikraton(Surakarta dan Yogyakarta). Wilayah budaya Banyumasan menjangkau daerah Banyumas, Kedu dan Bagelen. Sedangkan wilayah budaya pesisiran meliputi daerah Pantai Utara Jawa Tengah yang memanjang dari Timur ke Barat.
Keragaman budaya tersebut merupakan kondisi dasar yang menguntungkan bagi mekarnya kreatifitas cipta, ras dan karsa yang terwujud pada sikap budaya.
Di daerah Jawa Tengah segala macam bidang seni tumbuh dan berkembang dengan baik, dan hal ini dapat kita saksikan pada peninggalan-peninggalan yang ada sekarang.
Provinsi Jawa Tengah yang merupakan satu dari sepuluh DTW (Daerah Tujuan Wisata) di Indonesia dapat dengan mudah dijangkau dari segala penjuru, baik darat, laut maupun udara. Provinsi ini telah melewati sejarah yang panjang, dari jaman purba hingga sekarang.
Dalam usaha memperkenalkan daerah Jawa Tengah yang kaya budaya dan potensi alamnya, Provinsi Jawa Tengah sebagaimana provinsi-provinsi lain di Indonesia, mempunyai anjungan daerah di Taman Mini “Indonesia Indah” yang juga disebut “Anjungan Jawa Tengah”. Anjungan Jawa Tengah Taman Mini “Indonesia Indah” merupakan “show window” dari daerah Jawa Tengah.
Anjungan Jawa Tengah di Taman Mini “Indonesia Indah” dibangun untuk membawakan wajah budaya dan pembangunan Jawa Tengah pada umunya. Bangunan induk beserta bangunan lain di seputarnya secara keseluruhan merupakan kompleks perumahan yang dinamakan “Padepokan Jawa Tengah”, yang berarsitektur Jawa asli.
Bangunan induknya berupa “Pendopo Agung”, tiruan dari Pendopo Agung Istana Mangkunegaran di Surakarta, yang diakui sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa. Propinsi Jawa Tengah juga terkenal dengan sebutan “The Island of Temples”, karena memang di Jawa Tengah bertebaran candi-candi. Miniatur dari candi Borobudur, Prambanan dan Mendut ditampilkan pula di Padepokan Jawa Tengah. Padepokan Jawa Tengah juga merupakan tempat untuk mengenal seni bangunan Jawa yang tidak hanya berupa bangunan rumah tempat tinggal tetapi juga seni bangunan peninggalan dari jaman Sanjayawangça dan Syailendrawangça.
Pendopo Agung yang berbentuk ”Joglo Trajumas” itu berkesan anggun karena atapnya yang luas dengan ditopang 4 (empat) Soko guru (tiang pokok), 12 (dua belas) Soko Goco dan 20 (dua puluh) Soko Rowo. Kesemuanya membuat penampilan bangunan itu berkesan momot, artinya berkemampuan menampung segala hal, sesuai dengan fungsinya sebagai tempat menerima tamu. Bangunan Pendopo Agung ini masih dihubungkan dengan ruang Pringgitan, yang aslinya sebagai tempat pertunjukan ringgit atau wayang kulit. Pringgitan ini berarsitektur Limas. Bangunan lain adalah bentuk-bentuk rumah adat “Joglo Tajuk Mangkurat”, “Joglo Pangrawit Apitan” dan rumah bercorak “Doro Gepak”.
Sesuai dengan fungsinya Anjungan Jawa Tengah selalu mempergelarkan kesenia-kesenian daerah yang secara tetap didatangkan dari Kabupaten-kabupaten / Kotamadya di Provinsi Jawa Tengah di samping pergelaran kesenian dari sanggar-sanggar yang ada di Ibukota, dengan tidak meninggalkan keadiluhungan nilai-nilai budaya Jawa yang hingga kini masih tampak mewarnai berbagai aspek seni budaya itu sendiri, adat-istiadat dan tata cara kehidupan masyarakat Jawa Tengah.
Bangunan Joglo Pangrawit Apitan di Anjungan Jawa Tengah TMII terletak bersebelahan dengan sebuah panggung terbuka yang berlatar belakang sebuah bukit dengan bangunan Makara terbuat dari batu cadas hitam bertuliskan kata-kata “Ojo Dumeh” dalam huruf Jawa berukuran besar. Perkataan Ojo Dumeh mempunyai makna yang dalam, sebab artinya, “Jangan Sombong”, sebuah anjuran untuk senantiasa mampu mengendalikan diri, justru di saat seseorang merasa mempunyai keberhasilan. Di panggung inilah pengunjung dapat menyaksikan pergelaran acara khusus Anjungan yang biasanya merupakan acara-acara pilihan.

Kebudayaan Jerman

Jerman mempunyai sejarah kenegaraan yang panjang dan unik. Awalnya, Jerman berbentuk Persatuan Jerman. Pada 1871, Jerman berdiri, berbentuk Kekaisaran Jerman.

Setelah Perang Dunia II, Kekaisaran Jerman terbagi menjadi dua negara, yaitu Jerman Barat (Republik Federasi Jerman) dan Jerman Timur (Republik Demokrasi Jerman). Kedua negara itu memiliki ideologi yang berbeda.

Sejak penyatuan kembali (reunifikasi) Jerman Barat dan Jerman Timur pada 1990, Jerman memiliki nama resmi yang dikenal dengan istilah Republik Federasi Jerman. Saat sekarang, Jerman terdiri dari 39 Federasi yang berdaulat. Berlin merupakan ibu kota negara tersebut.

Peran Serta Jerman di Organisasi Dunia
Saat ini, Jerman bergabung sebagai anggota aktif beberapa organisasi dunia di antaranya:
  • PBB
  • Uni Eropa
  • NATO
  • G8
  • OECD
Jumlah Penduduk
Dengan jumlah penduduk yang mencapai 82 juta jiwa, Jerman termasuk negara yang berpenduduk terpadat di Eropa. Namun, dengan angka kelahiran 8,18 per 1000 orang, Jerman sedang menghadapi masalah kependudukan yang serius.

Politik dan Pemerintahan Jerman
  • Sejak penyatuan kembali (reunifikasi) pada tahun 1990, Jerman berbentuk negara federasi dengan 16 negara bagian.
  • Secara konstitusional, Jerman merupakan negara parlementer. Pemerintahannya dipimpin oleh seorang kanselir. Kanselir dipilih oleh badan legislatif federal Bundestag setiap empat tahun sekali.
  • Sedangkan kepala negaranya dipimpin oleh presiden yang dipilih oleh Bundesversammlung, terdiri dari Bundestag dan perwakilan dari setiap negara bagian. Presiden dipilih setiap lima tahun sekali yang jatuh pada tanggal 23 Mei.
  • Pemilihan umum di Jerman mengenal sistem banyak partai. Beberapa partai besar di Jerman di antaranya:
    1. Partai Sosial Demokrat (SPD)
    2. Uni Kristen Demokrat (CDU)
    3. Uni Kristen Sosial (CSU)
    4. Die Linke, Die Gruenen
    5. Partai Nasional Demokrat (NPD)
Sejak pemilihan umum tahun 1949, dua partai terbesar SPD dan CDU bergantian memimpin Jerman.

Pembagian Administratif
  • Sebagai negara federasi, Jerman mengakui kedaulatan negara-negara bagiannya. Setiap negara bagian dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang berdaulat, namun tetap patuh terhadap UUD tahun 1949.
  • Jerman mempunyai 16 negara bagian, yaitu:
    • Baden Wûttemberg
    • Bavaria
    • Brandenburg
    • Hesse
    • Mecklenburg-Vorpommern
    • Lower Saxony
    • North-Rhine Westphalia
    • Rhineland-Palatinate
    • Saarland
    • Saxony
    • Saxony Anhalt
    • Schleswig Holstein
    • Thuringia
    • Berlin (negara kota)
    • Bremen (negara kota)
    • Hamburg (negara kota).
Salah satu dampak dari sistem desentralisasi yang dianut pemerintahan Jerman, banyak terbentuk kota besar di Jerman, sekitar 80 kota. Jumlah penduduk di kota-kota tersebut lebih dari 100.000 jiwa

Sabtu, 27 November 2010

Pertumbuhan Penduduk Lokal

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2003 diperkirakan dibuat PBB di 219.883.000, Yang di tempatkan sebagai Negara ke empat di antara 193 negara di Dunia.Pada tahun itu sekitar 5% dari penduduk di atas 65 tahun dengan yang lain 31% penduduk di bawah 15 tahun.Ada 100 laki-laki untuk setiap 100 wanita di negara ini pada tahun 2003.Ada 100 laki-laki untuk terkait masih berlangsung 100 wanita di Negara suami pada tahun 2003.menurut PBB tingkat pertumbuhan penduduk tahunan untuk tahun 2000-2005 adalah 1,26%,dengan penduduk yang diproyeksikan untuk tahun 2015 di 250.428.000. Menurut PBB,kepadatan penduduk pada tahun 2002 adalah 114 per sq kn (295 per sq mi).Namun,penyebarananya penduduk tidak merata,dengan 60% tinggal di hanya 7% tanah bangsa.Beberapa daerah perkotaan memiliki densitas setara dengan 17.000 per sq km (44.030 per sq mi).Pemerintah terus berupaya untuk mengekang perumbuhan penduduk.Diperkirakan oleh biro refrensi penduduk bahwa, 41% penduduk tinggal di daerah perkotaan pada tahun 2001.Ibukota jakarta,memiliki populasi 10.621.000 pada tahun tersebut.Kota-kota besar lainnya termasuk Bandung, 3420000; surabaya,2507000,Medan,1910000,Palembang 1429000,Ujung Pandang 1064000,dan Semarang,826000.Menurut PBB,tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan untuk tahun 2000-2005 adalah 3,6%.

Jumat, 26 November 2010

Pertumbuhan Penduduk Dunia

Manusia diperkirakan hidup di dunia sudah sekitar dua juta tahun yang lalu.Pada waktu itu
jumlahnya masih sangat sedikit.Bahkan pada 10.000 tahun sebelum masehi,penduduk dunia diperkirakan baru
5 juta jiwa.
Namun demikian pada tahun pertama setelah maasehi,jumlah penduduk dunia telah berkembang hampir mencapai 20 juta jiwa.Dari tahun pertama setelah masehi,sampai kepada masa permjulaan revolusi industri di sekitar tahun 1750,populasi dunia telah meningkat dua kali lipat menjadi 729 juta jiwa.Selama 200 tahun berikutnya,,(1750-1950) tambahan penduduk sebanyak 1,7 milyar jiwa.Tetapi dalam 25 tahun berikutnya (1950-1975),ditambah lagi dengan 1,5 milyar jiwa,yang jika dijumlahkan seluruhnya pada akhir tahun 1975 telah mencapai hampir 4 milyar jiwa.
Pada tahun 1986,populasi dunia sudah mendekati angka 5 milyar,yang diperingati secara simbolis
dengan kelahiran salah satu bayi di negara Yogoslavia tepat pada tanggal 11 juli 1987.Pada tahun 2005 jumlah penduduk dunia sudah mencapai angka 6,45 milyar.

Pertumbuhan Penduduk Dunia (000)


















Dari pertambahan absolut populasi dunia ini,dapat dikemukakan bahwa sejak tahun 1650 masehi sampai tahun 200 masehi,pertambahan penduduk dunia persatuan waktu adalah sebanyak 16,63 juta orang pertahun atau 1,39 juta orang perbulan atau 45,6 ribu orang perhari atau 1899 orang perjam atau 32 orang permenit.

Rabu, 24 November 2010

Tentang BAAK

BAAK adalah satu layanan ONLINE yang disediakan oleh Universitas Gunadarma
Untuk semua Mahasiswa yang beraktifitas di Universitas Gunadar

Berikut ini adalah layanan-layanan yang ada pada BAAK:

Home :   Berfungsi sebagai halaman utama studentsite yang berisikan kalender akademik perkuliahan di Universitas Gunadarma.

Jadwal Akademik :  Berfungsi Untuk melihat jadwal-jadwal perkuliahan di Universitas Gubadarma.

Info Mahasiswa : Terdiri dari pencarian mahasiswa baru dan daftar kelas baru.

Kalender Akademik : Suatu tanggalan yang berfungsi sebagai catatan perkuliahan.

Info Pelayanan : Terdiri dari perkuliahan dan ujian,berfungsi untuk melihat secara langsung Layanan-layanan yang berada dalam BAAK.

Administrasi Akademik : Berfungsi untuk pengurusan program pembalajaran dalam Universitas Gunadarma.

News : Adalah Kumpulan berita-berita terbaru yang berada di dalam program pemblajaran akademik.

Kontak Kami : Berfungsi Sebagai Layanan untuk melaporkan jika terdapat data yang tidak akurat atau kesalahan data pada BAAK.



Klik Disini Untuk ke BAAK



TERIMA KASIH

Jumat, 29 Oktober 2010

ISD(Ilmu Sosial Dasar)

TEORI ILMU SOSIAL: HAKIKAT & TUJUAN ILMU SOSIAL DASAR

Teori Ilmu Sosial
1. Hakikat Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar (ISD) membicarakan hubungan timbale balik antara manusia dengan lingkungannya. Hubungan ini dapat diwujudkan kenyataan sosial dan kenyataan sosial inilah yang menjadi titik perhatiannya. Dengan Demikian Ilmu Sosial Dasar memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran kita dalam menghadapi lingkungan sosial. Ilmu sosial bukanlah suatu bidanmg keahlian ilmu-ilmu sosial tertentu, seperti politik, antropologi dan sebagainya, tetapi menggunakan pengertian-pengertian berasal dari berbagai bidang ilmu sosial seperti ilmu politik, sosiologi, sejarah dan sebagainya.
2. Tujuan Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar Bertujuan membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas. 3. Masalah Sosial dan Ilmu Sosial Dasar
Dalam kehidupan manusia yang bersetatus sebagai makhluk sosial, manusia selalu dihadapkan pada berbagai masalah sosial. Masalah sosial pada hakikatnya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena masalah sosial telah terwujud sebagai hasil kebudayaan manusia itu sendiri, sebagai akibat dari hubungan-hubungannya dengan sesama manusia lainnya. Masalah-masalh sosial pada setiap masyarakat manusia berbeda satu sama lain karena adanya tingkat perkembangan kebudayaan dan masyarakatnya yang berbeda serta lingkungan alamnya. Masalh-masalh tersebut terwujud sebagai: masalh sosial, masalah moral, masalah politik, masalah agama mdan masalah lainnya.
Yang membedakan masalah-masalah sosial dari masalah lainnya adalah masalah-masalah sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta selalu ada kaitannyadengan hubungan-hubungan manusia dan dengan konteks normatif dimana hubungan-hubungan manusia itu terwujud
Pengertian masalah sosial ada dua, pertama pendefinisian menurut umum dan kedua menurut para ahli. Menurut umum atau warga msyarakat bahwa segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masal;ah sosial. Menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondosi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarakan studi mereka yang mempunyai sifat dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.
    Ilmu sosial dasar bukanlah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, tetapi hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek yang paling dsasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan maslah-masalah yang terwujud daripadanya. Istilah pengetahuan mempunyai engetahuan yang menunjuan adanya kelonggaran dalam batas dan kerangka berfikir dan penalaran, maka istilah ilmu pengetahuan telah digunakan karena mencakup suetu pengertian mengenai suatu sistem berfikir dan penalaran yang mempunyai suatu kerangaka pendekatan mengenai masalah-masalah yang menjadi asasaran perhatiannya.
   
    Ilmu sosial dasar menyajikan suatu pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dam masalah-malahnya dengan menggunakan suatu kerangka pendekatan yang melihat sasaran studinya tersebut sebagai suatu masalah obyektif dan juga menggunakan kacamata subyetif. Dengan menggunakan kacamata obyektif, berarti konsep-konsep dan teori-teori berkenaan dengan hakikat manusia dan masalah-masalahnya yang telah dikembangkan
dalam ilmu-ilmu sosila akan digunakan sedangkan dengan menggunakankacamata subyektif, maka masalah-masalah yang dibahas tersebut akan dikaji menurut perspektif masyarakat yang bersangkutan, dan yang dibandingkan dengan pengkaji ilmu sosial dasar. Diharapkan dengan gabungan kacamata obyektif dan subyektif ini, akan mewujudkan adanya kepekaan mangenai masalah-masalah sosial yang disertai denagn penuh rasa tanggung jawab dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat ilmiah, warga masyarakat dan negara Indonesia.
4. Kebudayaan, Masyarakat, dan Masalah-Masalah Sosial
Kebudayaan didefinikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpratasiakan lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi landasan bagi mewujudkan tingkah lakunya. Kebudayaan dalam hal ini dapat dilihat sebagai mekanisme kontrol bagi kalakuan dan tindakan-tindakan sosial manusia.
Lebih lanjut bahwa kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang diyakini kebenarannya oleh yang bersangkutan dan yang diselimuti serta menyelimuti perasaa-perasaan dan emosi-emosi serta menjadi sumber bagi sistem penilaian mengenai hal yang baik dan yang buruk, berharga atau tidak berharga. Sedangakan masyarakat dapat didefinikan sebagai suata sistem yang terdiri atas peranan-peranan dan kelompok-kelompok yang saling berkaiatan dan salingpengaruh-mempengaruhi, yang dalam mana tindakan-tindakan dan tingkah laku sosial manusia diwujudkan .