Senin, 11 April 2011

Kebudayaan yang Sulit diterima oleh Indonesia

Ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :
1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.

Masyarakat umumnya enggan mengikuti perubahan, terutama perubahan-perubahan social dan budaya yang melibatkan perubahan kebiasaan, lembaga sosial, nilai, dan kepercayaan. Meskipun demikian, harus dikatakan bahwa tidak semua hal baru atau perubahan mendapat tentangan secara luas dari masyarakat.
Ada lima faktor yang cukup berperan dan berpengaruh terhadap diterima atau ditolaknya
suatu unsur atau kebudayaan baru. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kebiasaan masyarakat dalam berhubungan dengan masyarakat lain yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Masyarakat yang terbuka hubungannya dengan orang dari beraneka ragam kebudayaan, cenderung menghasilkan warga masyarakat yang lebih mudah untuk menerima kebudayaan asing atau baru. Sebaliknya, masyarakat yang tertutup lebih sulit membuka diri dan mengadakan perubahan.
2. Suatu unsur kebudayaan baru lebih mudah diterima jika tidak bertentangan dengan ajaran agama yang dianut masyarakat. Hal ini disebabkan masuknya unsur kebudayaan tersebut tidak merusak pranata-pranata yang sudah ada.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat yang menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Struktur yang otoriter akan sukar menerima setiap unsur kebudayaan baru, kecuali kebudayaan baru tersebut langsung atau tidak langsung dirasakan manfaatnya oleh rezim yang berkuasa.
4. Suatu unsur kebudayaan baru lebih mudah diterima masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur baru tersebut. Misalnya, adanya prasarana jalan yang bisa dilewati kendaraan bermotor di suatu daerah terpencil akan memudahkan masuknya kendaraan-kendaraan bermotor seperti sepeda motor atau mobil.
5. Unsur baru yang terbukti mempunyai kegunaan konkret dan terjangkau oleh kebanyakan anggota masyarakat akan mudah diterima. Sebaliknya unsur baru yang belum terbukti kegunaanya dan tidak terjangkau oleh kebanyakan anggota masyarakat lebih sulit diterima. Pesawat radio dapat diterima dengan mudah oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mengapa? Karena pesawat radio memiliki manfaat yang nyata, yaitu sebagai alat untuk memperoleh hiburan dan informasi. Selain itu, kebanyakan masyarakat juga memiliki kemampuan untuk membelinya. Contoh lain adalah program listrik masuk desa. Program itu mudah diterima warga setempat karena masyarakat bisa tahu manfaat terbangunnya jaringan listrik di daerahnya. Listrik sangat berguna untuk penerangan dan untuk mengoperasikan alat alat elektronik yang dibutuhkan warga masyarakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar